Mukadimah Semak Tadabburan edisi ke-24 (13 Juli 2019)
Apa yang ada di benak kita, saat disuguhi sebuah kata “kosong”? Lazimnya, yang terbesit adalah tidak adanya isi atau hampa. Adakalanya, kosong berarti tidak berisi materi substantif, semisal dompet kosong, maka yang terbayang tidak berisi uang, meskipun bisa jadi kartu berbagai rupa menjejali ruangnya. Atau, juga diartikan sebuah kemurnian (tanpa campuran). Sebuah gelas bisa tampak kosong dikarenakan isi yang teramat bening.
Dalam konteks penciptaan manusia, nampaknya bening adalah pendekatan yang paling mendekati definisi kosong. Sebagaimana seorang bayi yang dilahirkan fitrah, di sana bukan kekosongan tanpa isi, namun kemurnian perangkat yang terinstall di dalamnya, yakni sam’a, abshor dan af’idah (An-Nahl 78).
Maka, bisa dikatakan sebenarnya manusia keluar dari perut ibunya sudah diberikan modal dasar (gawan) oleh gusti Allah, yang nantinya akan digunakan sebagai senjata ampuh (gaman) untuk mengarungi laku dan lelaku dalam hidupnya.
Lantas bagaimana kita mengenali gawan dan gaman apa yang harus kita asah?
Menjawab pertanyaan di atas, Kita bisa sedikit belajar dari teks doa bercermin, “Allohumma kama khaasanta kholqiy fa khassin khuluqiy”.
Harus kita bedakan antara kholqiy dan khuluqiy. Secara tekstual, kholqiy sudah ditetapkan (madhi), sedang khuluqiy masih butuh kita mohonkan (‘amar). Secara sederhana, kholqiy (penciptaan) bersifat materi, adalah sebuah ketetapan/konstanta. Sedang khuluqiy (akhlak, karakter) bersifat dinamis, yang masih bisa berubah-ubah.
Dari sini kita harusnya cukup mengambil pelajaran, bahwasannya apa yang sudah ditetapkanNya sebagai modal dasar, kita cukup mengenalinya, kemudian kita asah. Dan lebih menfokuskan diri pada apa yang harus diupayakan.
Nyatanya, kita bersusah payah dan mati-matian merubah yang sudah ditetapkan olehNya, tetapi justru berdiam dengan apa yang seharusnya diupayakan.
***
Apa saja unsur kholqiy yang dalam falsafah jawa dibahasakan sebagai gawan bayi? Layaklah tema itu kita obrolkan saja di Semak Tadabburan bulan Juli mendatang. Persiapkan isi dari rumah dengan kesadaran mengosongkan diri agar bisa saling mengisi saat melingkar. (AT/Redaksi Semak)